gue

gue
aa

Sabtu, 08 September 2012

Tak Selamanya Sabar Itu Baik


Tak Selamanya Sabar Itu Baik


Untuk mewujudkan keinginan kita, kita tidak hanya butuh ‘perbuatan’ tapi juga ‘perjuangan’. Perjuangan di sini adalah the activity that not only doing, aktivitas yang tidak semata melakukan sesuatu, melainkan usaha yang menuntut pengerahan daya upaya. Dan perjuangan ini memerlukan kesabaran. Jadi intinya, untuk meraih keinginan kita kita butuh perjuangan yang disertai kesabaran.
Kapan kesabaran itu dibutuhkan?
Selain untuk mewujudkan keinginan kita, kesabaran dibutuhkan dalam banyak hal lain. Di sini bisa kita kutip buku Prof. Dr. Quraish Shihab, tentang kapan kesabaran itu dibutuhkan. Kesabaran antara lain dibutuhkan dalam hal-hal berikut ini:

1 - Pada saat kita menanti ketetapan Tuhan
Setiap saat atau setiap hari mungkin kita beramal dan berbuat baik dengan keyakinan akan beroleh balasan yang baik pula dan bahkan beroleh balasa pahala surga. Ketika amal baik telah ditunaikan, ternyata balasan yang baik dari Tuhan tidak kunjung tiba juga… saat-saat menanti seperti inilah kesabaran itu dibutuhkan. Apalagi kesabaran menanti pahala surga di akherat, tentu lebih dibutuhkan. Dalam hal ini orang dikatakan sabar, apabila ia tetap yakin sepenuh hati akan janji-janji Tuhan tentang balasan baik dan pahala surga itu
.
2 - Pada saat kita menanti bukti yang diragukan orang-orang sekitar
Terkadang kita perlu terobosan yang kreatif dan umumnya terobosan itu menghadapi opini pihak lain yang kurang mendukung. Seperti diungkapkan Einstein, setiap ide yang hebat itu selalu mendapatkan sikap yang kurang mendukung dari orang yang biasa-biasa. Kita perlu menanti untuk membuktikan bahwa terobosan yang kita ambil itu kreatif (menghasilkan sesuatu yang lebih unggul). Saat menanti inilah dibutuhkan kesabaran.

3 - Pada saat menghadapi ejekan/gangguan orang-orang yang menentang
Tidak berarti kalau kita punya ide/rencana yang bagus, benar, dan bermanfaat itu lantas langsung mendapatkan dukungan dari orang banyak, tetapi umumnya malah ditentang, diacuhkan, diabaikan, atau dikebiri dulu. Untuk itu perlu kita perjuangankan dengan penuh ketabahan di tengah-tengah penentangan mereka. Saat-saat berjuang di tengah-tengah penentangan inilah dibutuhkan kesabaran.

4 - Saat menghadapi dorongan nafsu untuk membalas dendam
Upaya untuk memukul balik atas apa yang dilakukan orang terhadap kita, memang bisa saja muncul saat kita misalnya diperlakukan kurang baik oleh orang-orang tertentu. Namanya juga manusia. Kita sulit menjadi pemaaf atau orang yang berjiwa besar. Agar ini tidak terjadi kita perlu menahan diri. Saat menahan diri untuk membalas dendam inilah dibutuhkan kesabaran.

5 - Saat menghadapi keadaan buruk yang di luar rencana
Malapetaka, musibah, bencana, penyakit, atau hal-hal buruk lain yang tidak kita inginkan, memang bisa terjadi kapan saja, entah dari sebab yang logis atau yang beyond logis. Bertahan dan tabah menghadapi yang buruk seperti ini dibutuhkan kesabaran.

6 - Saat memperjuangkan hasil yang sesuai kebutuhan atau keinginan
Hasil yang sempurna itu terjadi karena dua hal, yaitu good management dan good luck (tangan Tuhan). Terkadang kita mendapatkan yang lebih baik dari rencana tetapi terkadang tidak. Untuk menghadapi seni keadaan yang seperti ini tentu dibutuhkan kesabaran.

7 - Pada saat menjalankan pengabdian kepada Tuhan
Semua bentuk pengabdian kepada Tuhan, dari mulai yang kecil sampai ke yang besar, membutuhkan kesabaran. Sebab, di samping ada godaan, terkadang juga situasinya kurang mendukung. Sudah begitu, hasilnya tidak nyata, seperti makan cabe. Karenanya butuh kesabaran.
Tak Selamanya Kesabaran itu Baik
Pada prinsipnya konsep kesabaran itu baik, tetapi . Tapi seringkali masalahnya adalah “apa yang kita duga sebagai kesabaran”. Di antaranya kesabaran yang “tidak pada tempatnya” adalah sebagai berikut:
1 - Bertahan pada sesuatu yang buruk, tapi tanpa berbuat apapun
Ketika terjadi suatu keadaan buruk pada kita, lantas kita bersabar dengan berdiam diri terhadap sesuatu yang buruk itu tanpa melakukan apapun untuk mengubah yang buruk itu, maka “kesabaran” inilah yang tidak baik. Bahkan sebenarnya ini bukanlah “kesabaran” tetapi lebih kepada “kepasifan, kemalasan, atau bahkan kepengecutan”.
Kesabaran yang tidak disertai perjuangan adalah kekeliruan besar (atau disebut fatalisme). Ini tidaklah sesuai dengan kesabaran yang diajarkan.
2 - Menghindari pertentangan dan mengalah, dan membiarkan keburukan menang
Dalam suatu kondisi yang tak terhindarkan kadang terjadi pertentangan antara ide yang baik dan kondisi yang buruk. Karena takut konflik dan pertentangan, kadang kita mengambil langkah bersabar dan mengalah sehingga kondisi buruk tetap dan terus terjadi. Konsep bersabar membiarkan kondisi buruk terjadi karena alasan takut pertikaian dan pertentangan seperti ini juga tidak benar.
Dalam hal ini, sikap bersabar menghindari pertentangan dan mengalah, selama dilakukan dalam konteks terus memperjuangkan ide baik itu adalah baik. Tetapi sikap menghindar dalam arti pasrah itu tidaklah baik.
3 - Bersikap sabar tetapi sebenarnya bermalas-malasan
Kesabaran itu juga tidaklah baik apabila telah mengurangi kewajiban kita untuk bertanggung jawab, baik personal atau sosial. Seorang suami kurang bisa dibenarkan menyuruh istrinya bersabar pada saat dirinya malas-malasan; saat terjadi sesuatu yang darurat terjadi malah tenang-tenang saja dengan alasan bersabar. Bersabar semacam inilah yang tidak dibenarkan.
4 - Bersabar ketika melihat kezaliman/keburukan terjadi di depan mata
Ketika seorang guru berdiam diri dicaci maki oleh murid pembangkang, sembari menarik nafas panjang dan menyabarkan dirinya, tanpa ada upaya mencegah dan mengingatkan. Maka sikap-sikap sabar seperti ini tidaklah dapat dibenarkan. Setidaknya dia harus mengingatkan dengan tegas.
5 - Terlalu tahan terhadap derita sehingga tumpul daya juang dan kreativitasnya
Termasuk dalam pengertian sabar yang kurang baik adalah terlalu tahan terhadap derita (atau disebut stoisme), bekunya jiwa terhadap rasa derita atau bahagia. Ini membahayakan apabila sudah menumpulkan kreativitas dan daya juang. Ketika seseorang sudah terlalu tahan terhadap derita sehingga kurang tergerak untuk mencari solusinya. Kesabaran semacam ini juga tidak baik.
Jadi intinya bersabar dalam arti aktif, tidak pasif
Jika dikontekskan dengan kehidupan sehari-hari, pemahaman yang bisa kita bangun itu adalah bahwa kita itu perlu memperjuangkan apa yang kita imani sebagai kebenaran atau kebaikan. Misalnya kita mengimani adanya solusi (pertolongan Tuhan) dari persoalan yang tengah kita hadapi. Tentu, namanya iman itu bukan sebatas mempercayai, melainkan  membuktikan kebenaran dari apa yang kita percayai melalui serangkaian tindakan. Untuk membuktikan itu, pastinya butuh kesabaran, dalam arti menunggu, bertahan, atau melewati proses, sampai berhasil. Setelah solusi itu terwujud, sikap yang secepatnya perlu dimunculkan adalah bersyukur. Syukur dalam arti menggunakan apa yang sudah ada untuk perbaikan, peningkatan, atau hal-hal lain yang membuat hidup kita makin baik, dengan cara-cara yang positif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar