gue

gue
aa

Sabtu, 08 September 2012

Soal Kekerasan oleh Remaja, Harusnya Media Berkaca!


Soal Kekerasan oleh Remaja, Harusnya Media Berkaca!

Tiap orang lahir membawa fitrah (potensi-potensi positif dan negatif) yang akan berkembang dipengaruhi oleh lingkungan termasuk di dalamnya keluarga, sekolah, masyarakat, media massa dan pergaulannya.

Peran orang tua dan guru memang sangat penting, karena anak yang harmonis di rumahnya dan berprestasi di sekolahnya, cenderung menjadi 'anak baik' di masyarakat. Tetapi jangan lupa, apa yang sering dilihat anak secara langsung atau tidak langsung, disadari si anak atau tidak, bisa membekas dan terpribadi ke dalam diri anak.

Anak mana yang tidak tergoda untuk menirukan ketika melihat "kerennya" aksi kekerasan yang ditunjukkan para jagoan idolanya di TV-TV dan film-film?
Sembari membayangkan diri sebagai sosok muda yang gagah dan gesit, dalam acara 'ritual' tawuran massal para remaja ini mengayun-ayunkan ikat pinggang berbandul cakram, menyabet-nyabetkan pisau lipat, memutar-mutar tongkat membidik sasaran yang tidak lain anak-anak remaja sebayanya. Yang pastinya, sasaran mereka bukan 'bad guy' (penjahat kriminil) seperti yang biasa mereka tonton di film-film.

Sesaleh-salehnya anak, seprestasi-prestasinya remaja, pasti dalam bawah sadarnya terbangun impian untuk menjadi jagoan sekalipun itu hanya dalam angan-angannya. Ketika kesempatan itu ada, tersalurlah 'impian' itu...

Semalam (20/09/2011) TV-TV banyak yang memberitakan bagaimana para wartawan TV itu dikeroyok hingga jadi bulan-bulanan siswa SMA 6. Konon, berawal dari kisah perusakan kamera wartawan, lalu unjuk rasa wartawan di depan sekolah, hingga penyerangan terhadap wartawan oleh para siswa. Sehingga tersajikanlah berita 'keprihatinan' akan maraknya budaya kekerasan ini oleh remaja. Dalam narasi singkat di akhir berita, apalagi saran dan kritik yang disampaikan berita TV ini kalau tidak menyudutkan orang dan guru sebagai pihak yang paling bertanggung jawab dan mendesak supaya lebih serius memperhatikan pendidikan para remaja. ??!!

Benar-benar lucu..
Bagaimana mungkin, TV-TV itu 'menceramahi' orang tua dan guru tentang kekerasan remaja, padahal siapa juga yang mengajari para remaja itu budaya kekerasan kalau bukan acara-acara mereka??!!

Sudah lama dan 'meniren' (orang Jawa bilang) bahwa media massa diingatkan untuk benar-benar selektif sehingga tidak menayangkan acara-acara atau film-film provokatif terhadap kekerasan. Tapi apa tanggapan media?
Mereka tidak menggubris semua peringatan itu, sebab barangkali hanya 'rating' dan 'bisnis' yang mereka tuhankan. Sekarang, senjata makan tuannya sendiri...
Mau mencari kambing hitam!!?? Ya berkacalah....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar