Legenda Tinju Dunia
Muhammad Ali
Ali adalah juara tinju sejati dunia, dengan kemampuannya ia memenangkan pertandingan dari lawan-lawan yang menakutkan. Bahkan ia mampu merebut kemenangan kembali dari lawan-lawan yang telah merenggut gelarnya sebelumnya. Selain itu, Ali juga menyuguhkan olah raga yang dipadukan dengan seni. Jadi ia tidak semata-mata menonjilkan skill dan power serta speed dan endurance, melainkan memadukannya dengan seni olahraga atau olah tubuh itu sendiri.
Apa yang ditonjolkan dalam seni olah tubuhnya saat bertanding? Pertama ia memiliki ekspresi halus. Ia tersenyum walau tetap serius. Hal ini memberi pesan kepada penonton bahwa ia menikmati dan mencintai olahraga tersebut dan ingin membuat penonton senang.
Selain itu ia dapat meliuk-liukkan tubuhnya dengan hanya berdiri dengan posisi tidak bergerak. Pinggulnya berputar ke kiri dan ke kanan, maju mundur wajahnya sesuai tekanan pada pinggang yang elastis dan cepat sekali. Jadi jangan harap lawan dengan mudah dapat memukul wajahnya yang low profile walau ia seperti menyodorkan wajahnya ke arah lawan.
Ada lagi yang lebih menarik. Gerakan kakinya yang lincah. Ia seperti menyuguhkan tarian gaya afrika di arena tinju. Perpindaha kakinya lincah dan ringan sekali. Ia bergerak sesuai ritme. Kadang berturut-turut 3 kali ke kiri, 3 kali ke kanan. Mundur 2 langkah, maju 2 langkah. Kombinasi itu diterapkan berulang-ulang sampai 3 kali.
Belum selesai, masih ada keindahan lannya, yakni pukulan tangan kirinya yang bisa beruntun hingga 5 kali dalam detik. Bagaimana lagi jika 2 detik ia bisa melepaskan jab sampai 10 kali menghantam wajah lawannya. Tak heran… teriakan histeris penonton tidak habis-habisnya menyebut …”Ali..Ali…Ali….. the Champion..” atau “Greatest Ali”.. Orangnya juga sering menyebtu atau memberinya gelar “Si mulut besar” karena suka menebar perang urat syaraf sebelum bertanding dan memancing emosi lawannya.
Ada yang sangat terkenang sampai kini, yakni ketika Ali sedang mengitari lawannya. Ia berputar-putar seperti tawon yang sedang mengitari sasarannya sebelum siap menusuk dari sudut yang tidak disangka-sangka. Ali melakukan hal itu ketika orang semua diam.. seperti kehabisan energi untuk berteriak. Lalu seperti ada yang memimpin, sama-sama berteriak memberi pesan, berupa tepukan panjang dan suitan panjang.
Ali melihat ini sebagai sebuah pesan. Ia harus melakukan manuver berputar mengitari lawannya. Dan benar, ia menari, berputar-putar. Tib-tiba seperti sebuah pesawat tempur menemukan sasaran untuk pengeboman, Ali melemparkan pukulan kombinasi Straight dan ditutup dengan Uppercut.. Wow… lawan sempoyongan dan ambruk seketika seperti sapi yang dijagal di rumah potong hewan..Kasihan memang, tapi itulah tinju professional.
Mike Tyson (Malik Abdul Aziz)
Michael Gerard Tyson alias Malik Abdul Aziz(lahir 30 Juni 1966, New York City, Amerika Serikat) adalah petinju profesional dan mantan juara kelas berat. Karirnya yang sangat menjanjikan terhambat oleh berbagai kasus kriminal. Julukan Mike Tyson secara internasional adalah "Iron", merujuk pada postur tubuhnya yang kuat bagaikan besi. Beberapa media yang lain lebih suka menyebutnya sebagai "the Baddest Man on Earth", yang mrujuk pada perangainy yang buruk, baik di dalam maupu di luar ring tinju. Sedangkan pers Indonesia lebih senang menyebut Tyson sebagai "Si Leher Beton" merujuk pada lingkaran leher Tyson pada masa jayanya yang ekstra besar dari ukuran normal, dan tampak begitu kokoh.
Dalam sekejap menjadi bintang tenar. Karir Mike Tyson berawal dari tinju amatir, sebelum terjun ke tinju profesional, setelah kalah angka dalam kualifikasi tinju amatir menuju Olimpiade dari Henry Tillman.
Mike Tyson bertanding secara profesional pertama kali pada tanggal 6 Maret 1985 di Albany, New York. Ia menang di ronde pertama. Ia kemudian bertinju 15 kali lagi di 1985, memenangkan semua pertandingan dengan KO, dan hampir semuanya di ronde pertama. Ia bertanding 12 kali di 1986, melejit dalam peringkat para petinju dan menarik perhatian media massa. Pada tanggal 22 November 1986 Tyson mendapat kesempatan pertama untuk meraih gelar, melawan Trevor Berbick untuk kelas berat versi WBC. Dua ronde kemudian, pada usia 20, Tyson menjadi juara dubnia kelas berat termuda di dunia.
Di tahun 1987, Tyson mempertahankan gelar melawan James 'Bonecrusher' Smith pada tanggal 7 Maret di Las Vegas, Nevada. Ia menang angka dan menambahkan gelar WBA milik Smith menjadi koleksinya. 'Tyson mania' meledak di media massa. Ia mengalahkan Pinklon Thomas di bulan Mei dengan KO pada ronde keenam. Pada tanggal 1 Agustus ia merebut gelar IBF dari Tony Tucker dengan menang angka untuk menjadi "juara tinju dunia kelas berat sejati" (Catatan: "juara sejati" merujuk pada tiga gelar juara di tiga komisi tinju dunia: WBA, WBC dan IBF). Setelah itu ia hanya bertinju sekali lagi di 1987 melawan juara Olimpiade 1984 Tyrell Biggs di bulan Oktober, menang KO di ronde ketujuh.
Tyson bertanding tiga kali di 1988, melawan petinju veteran dan mantan juara kelas berat Larry Holmes pada 22 Januari dengan kemenangan TKO ronde keempat; melawan Tony Tubbs di Tokyo di bulan Maret, KO ronde kedua; dan melawan Michael Spinks yang diramalkan menjadi lawan berat Tyson, pada 27 Juni, justru tersungkur KO hanya dalam 90 detik pada ronde pertama.
Mike Tyson bertanding secara profesional pertama kali pada tanggal 6 Maret 1985 di Albany, New York. Ia menang di ronde pertama. Ia kemudian bertinju 15 kali lagi di 1985, memenangkan semua pertandingan dengan KO, dan hampir semuanya di ronde pertama. Ia bertanding 12 kali di 1986, melejit dalam peringkat para petinju dan menarik perhatian media massa. Pada tanggal 22 November 1986 Tyson mendapat kesempatan pertama untuk meraih gelar, melawan Trevor Berbick untuk kelas berat versi WBC. Dua ronde kemudian, pada usia 20, Tyson menjadi juara dubnia kelas berat termuda di dunia.
Di tahun 1987, Tyson mempertahankan gelar melawan James 'Bonecrusher' Smith pada tanggal 7 Maret di Las Vegas, Nevada. Ia menang angka dan menambahkan gelar WBA milik Smith menjadi koleksinya. 'Tyson mania' meledak di media massa. Ia mengalahkan Pinklon Thomas di bulan Mei dengan KO pada ronde keenam. Pada tanggal 1 Agustus ia merebut gelar IBF dari Tony Tucker dengan menang angka untuk menjadi "juara tinju dunia kelas berat sejati" (Catatan: "juara sejati" merujuk pada tiga gelar juara di tiga komisi tinju dunia: WBA, WBC dan IBF). Setelah itu ia hanya bertinju sekali lagi di 1987 melawan juara Olimpiade 1984 Tyrell Biggs di bulan Oktober, menang KO di ronde ketujuh.
Tyson bertanding tiga kali di 1988, melawan petinju veteran dan mantan juara kelas berat Larry Holmes pada 22 Januari dengan kemenangan TKO ronde keempat; melawan Tony Tubbs di Tokyo di bulan Maret, KO ronde kedua; dan melawan Michael Spinks yang diramalkan menjadi lawan berat Tyson, pada 27 Juni, justru tersungkur KO hanya dalam 90 detik pada ronde pertama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar